Gang Madirsan, 100 Persen Masyarakatnya Berbudidaya Dan Menjual Bibit Bunga Dan Buah

Gang Madirsan, 100 Persen Masyarakatnya Berbudidaya Dan Menjual Bibit Bunga Dan Buah

Sobat trendingusaha, kali in saya akan membagi informasi tentang usaha budidaya bibit tanaman hias atau bunga dan tanaman lainnya. Letaknya DI Gang Madirsan, Kelurahan. Bangunsari Kecamatan Tanjung Morawa Deli Serdang kurang lebih 14 kilometer dari Kota Medan.Dari kota Medan, untuk masuk kawasan ini bisa melalui dua gang, yaitu Gang Darmo dan Gang Madirsan. Dari kota Medan akan lebih dulu menemui Gang Darmo. Usaha ini telah ditekuni hampir seluruh masyarakat di gang tersebut selama puluhan tahun yang lalu dan saat ini menjadi ikon penjualan produk bibit bunga dan buah di Deli Serdang dan Kota Medan bahkan banyak pelanggan yang memesan dari Kabupaten lain di Sumatera Utara.

Memasuki Gang Madirsan, di sisi kanan kiri jalannya akan tampat sejumlah rumah penduduk yang halamannya penuh dengan pot-pot berisi tanaman. Di antara rumah warga itu, ada satu komplek sekolah dasar di sebelah kiri, juga beberapa warung, dan setelahnya ada bangunan gereja di sisi kanan.

Sekitar 200 meter berjalan dari gapura Gang Madirsan tampak jembatan layang yang dipinggir kanan-kirinya berjejer pot-pot yang ditanami bunga beraneka ragam.

Kampung bunga justru lebih dikenal dengan ikon jembatan layangnya yang di penuhi tanaman itu. Tepat di bawah jembatan layang itulah jalan tol yang menghubungkan kota Belawan, Medan dan Tanjung Morawa, atau akrab dengan sebutan Tol Belmera.

Mengapa di sebut kampung bunga? Karena ddari 4 dusun dari Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, Deli Serdang,  hampir seluruh masyarakatnya membudidayakan bibit tanaman bunga dan buah untuk dijual kembali.
Dusun 9, 10, 11 dan 12 merupakan dusun yang hampir seluruh masyarakatnya menggantungkan hidup mereka dengan budidaya bunga, setidaknya ada 500 kepala keluarga yang menggantungkan ekonominya dari hasil budidaya tanaman. Dari ke empat dusun ini, dusun 10 dan dusun 11 yang sekitar 100 persen warganya berbudidaya bibit tanaman.

Kawasan kampung bunga, ucapnya, menjadi populer di tahun 2000-an. Sejak tahun 2005 mulai dikenal dengan sebutan daerah wisata bunga, sebab daerah ini merupakan penghasil bibit-bibit bunga berkualitas.

Memasuki kampung bunga, mata memang dimanjakan dengan hamparan bunga dan tanaman hias di sepanjang jalan. Tiap-tiap rumah di kawasan ini memiliki halaman yang penuh dengan beragam tanaman yang tersusun rapi sesuai dengan jenis-jenisnya.

Tidak hanya bibit bunga yang dihasilkan oleh kawasan kampung bunga, tapi juga tanaman keras seperti buah-buahan, karet dan sebagainya. Saat pagi dan sore hari, kawasan ini akan terasa kesegarannya oleh tanaman bunga yang mekar, selain itu adalah waktu dimana bunga-bunga disirami oleh para petaninya.

Semula warga setempat hanya membudidayakan tanaman keras, tapi akhirnya tanaman bunga dan tanaman hias ikut dikembangkan sebagai langkah untuk mengembangkan usaha mereka. Ribuan spesies bunga dan tanaman hias dapat dibeli disini, harganya pun beragam mulai Rp 500 per polibag, sampai ada yang Rp 10 juta rupiah per pot.

Tanaman yang dijual mulai dari bunga-bunga seperti Mawar, Asoka, Ekorbia, Cemara, Cikloka, Palm, Tanjung, Akasia, Tripayung, Bambu hias, Batavia, Molina, Tricolor, Bougainville, Beringin, Melati, pakis, Sikas, Serut, dan lain-lain. Tanaman lain seperti buah-buahan juga tersedia yang dijual dengan harga yang sangat beragam pula.

Advertisement

Baca juga:

------------- READ NEXT -------------