Jajan Lawas, Usaha Jajanan Tempo Dulu

Jajan Lawas, Usaha Jajanan Tempo Dulu

Ide usaha kuliner seakan tak ada habisnya. Seperti yang di tekuni oleh, Dinda Aneswari (26 tahun) , ia mencoba menggeluti jenis usaha tergolong usaha tanpa modal ini. Hanya bermodalkan waktu luang di antara kesibukannya dan uang sebesar tiga ratus ribu rupiah, ia berjualan jajanan era 70 hingga 90-an. Internet adalah medianya menjangkau pasar. Target pasarnya yang dibidiknya adalah orang-orang yang seumuran dengannya. Dalam waktu singkat, konsumen berdatangan dan ia kewalahan mengatur waktu. Dinda lalu menyadari bahwa ia seharusnya menjadi wirausaha jajanan lawas.

Jajan Lawas, Usaha Jajanan Tempo Dulu

Dinda  kemudian keluar dari pekerjaannya, lalu memulai membuka wirausaha jajanan lawas. Usahanya dinamakan mbokjajan. Ia memulai jalan wirausahanya dari rumahnya. Ia hanya berkonsentrasi di bisnis online dengan prioritas di media sosial dan e-commerce. Beberapa kali membuka stand di berbagai bazaar di beberapa kota. Tanggapan yang positif oleh para konsumen membuat ia lebih percaya diri. Ia lalu membuat website untuk usahanya dan mencari karyawan. Dinda juga mengontrak sebuah rumah untuk kantor di kawasan sekitar Purawisata Yogyakarta.Selain dijadikan sebagai kantor mbokjajan, tempat in untuk membuka lini usaha lain, yaitu menjual produk kecantikan di era 70 hingga 90-an.

Usaha Dinda berjalan lancar dan selalu mendapatkan apresiasi dari pelanggannya yang rata-rata berasal dari luar Yogyakarta. “Nomer satu di Jakarta. Kedua di Kalimantan,” ujar Dinda menyebutkan 2 wilayah ini yang menjadi konsumen tertinggi mbokjajan. “yang belum pernah di Papua,” lanjut Dinda “Kemarin ada yang dari Jakarta ke Yogyakarta cuma niat buat jajan.”

Jajan Lawas, Usaha Jajanan Tempo Dulu

Dinda memilih memiliki kantor daripada toko. Selain itu, Dinda menolak permintaan bertemu langsung dengan konsumen. Kemampuan ia melayani konsumen di kantornya dirasa sangat kurang. Pilihan Dinda memiliki alasan. Fokus bisnis utama Dinda dan karyawannya lebih banyak diarahkan ke bisnis online. Pemasaran, penataan gudang, pengemasan, dan pengiriman dilakukan oleh Dinda dan dua karyawan freelance-nya. “Tapi mulai dua bulan yang lalu, udah boleh jajan ke sini, cuma di jam kerja. Kalau dulu, enggak aku bolehin,” ujar Dinda mengenai kantornya.

Advertisement

Baca juga:

------------- READ NEXT -------------